Kab.Subang

PT SHSJ Akan Bangun Pabrik Pengolahan Limbah B3 di Cibogo

PT SHSJ Akan Bangun Pabrik Pengolahan Limbah B3 di Cibogo
Direktur Utama PT SHSJ Yogi Permana. (Foto: istimewa)

SUBANG, BEBASberita.com - PT Subang Harapan Sejahtera Jaya (SHSJ), perusahaan BUMD yang bergerak di bidang pengelolaan limbah B3 akan menerapkan konsep ekonomi sirkular.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama PT SHSJ Yogi Permana saat mengenalkan pabrik yang akan dibangun di Kampung Segrang, Desa Padaasih, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, Senin (15/9/2025).

“Model ini yang mempertahankan nilai produk, bahan, dan sumber daya selama mungkin dengan prinsip penggunaan kembali, perbaikan, pembaruan, hingga daur ulang,” ungkap Yogi.

Menurut Yogi, proses ini dimaksudkan untuk meminimalkan limbah, mencegah pencemaran, dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan. Hasil pengolahan limbah tesebut, nantinya akan diproduksi kembali untuk memenuhi kebutuhan industri maupun sektor lainnya di Subang.

“Secara administratif, PT SHSJ telah mengantongi persetujuan teknis serta perizinan amdal, dan saat ini tengah menunggu tahap pengesahan amdal serta SLO (Sertifikat Laik Operasi),” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Yogi memerlihatkan bagunan yang berdiri di lahan seluas 108.307 meter persegi. Dia menjelaskan, bahwa lingkup usaha perusahaan meliputi pengangkutan dan pengumpulan limbah B3 dalam skala besar.

“Saat ini, perusahaan menyiapkan 100 unit angkutan besar dan 50 unit angkutan kecil untuk pengangkutan, serta fasilitas penyimpanan limbah seluas 1.638 meter persegi dengan kapasitas 1.000 ton per tahun,” jelasnya.

Ditanya tentang tenaga kerja, Yogi mengatakan, PT. SHSJ diproyeksikan akan menyerap sekitar 1.000 tenaga kerja, dengan komposisi 70 persennya laki-laki.

“Kami juga akan memprioritaskan tenaga kerja lokal, agar manfaat kehadiran perusahaan ini langsung dirasakan oleh masyarakat sekitar.

Semetara terkait isu lingkungan, Yogi memastikan pihaknya telah menyiapkan sistem pengendalian yang ketat.

“Untuk dampak lingkungan, tidak akan ada kebocoran, karena semua sistem dibuat dengan standar, bukan penumpukan asal-asalan. Air dari kegiatan akan habis oleh proses pemanasan dan peleburan, sementara dampak udara sudah dihitung sejak tahap rona awal,” tandasnya. (rls)

Editor : Igoen Josef