Kab.Subang

Bupati Subang Sebut Pernyataan dr.Maxi Fitnah

Bupati Subang Sebut Pernyataan dr.Maxi Fitnah
Bupati Subang Reynaldy Putra Andita saat menyampaikan bantahan terkait isu terima uang Rp100 juta dari dr Maxi kepada awak media. (Foto: igoen josef)

SUBANG, BEBASberita.com - Bupati Subang Reynaldy Putra Andita saat ini tengah diterpa isu tak sedap. Ia disebut - sebut telah menerima uang Rp100 juta dari dr.Maxi, mantan bawahannya yang sekaligus mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang.

Menanggapi hal tersebut Bupati Reynaldy Putra Andita membantah dan mengaitkannya dengan rotasi mutasi yang telah dilakukan, dimana Maxi yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan lalu tergeser ke Staf Ahli.

"Rotasi mutasi itu hal biasa. Dan itu bukan kehendak saya, apalagi dikait-kaitan dengan Pilkada. Penempatan jabatan itu sudah melalui prosedur. Si A pantasnya dimana, si B dimana, itu bukan saya yang ngatur," jelas Bupati saat press comprance di Desa Wisata Tambakmekar, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Senin (10/11/2025), petang.

"Kan ASN itu sudah jelas dalam sumpahnya, siap ditempatkan dimana saja. Jadi apa alasannya menolak penempatan," tambahnya.

Tudingan bahwa Bupati Reynaldy Putra Andita telah menerima uang Rp100 juta tersebut, langsung disampaikan dr.Maxi melalui pemberitaan salah satu media online beberapa hari setelah dirinya menyerahkan surat pengunduran diri sebagai ASN Eselon II di Pemkab Subang atau pasca digeser menjadi Staf Ahli.

Dalam pemberitaan tersebut dr.Maxi dengan gamblang mengungkapkan jika uang Rp100 juta yang maksud dan tujuannya tidak jelas itu, diserahkan dua tahap melalui Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Subang, Heri Sopandi (Hersop) saat Hersop masih menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Kabupaten Subang. Penyerahannya dilakukan sesaat sebelum acara rotasi mutasi pejabat Eselon II.

"Saya tegaskan, bahwa apa yang disampaikan ASN yang sudah mengundurkan diri itu (Maxi), tidak benar dan fitnah," jelasnya.

"Sebenarnya saya itu orangnya tidak mau sibuk lah dengan kritik - kritik apapun. Apakah soal kebijakan saya, atau hasil kerja dari OPD atau apapun itu. Tapi dalam masalah ini lain ceritanya. Ini sudah menyangkut ke harga diri saya. Saya punya orang tua, saya punya keluarga. Makanya, saya merasa perlu menanggapinya," tambahnya.

Menyinggung soal langkah hukum apa yang akan dilakukannya kemudian, Bupati Rey mengatakan masih mendiskusikannya. "Soal langkah hukum apa, saat ini saya dan kuasa hukum Pemda masih mendiskusikannya. Apakah melalui somasi dulu, atau langsung pelaporan. Ini masih kita diskusikan," ujarnya.

"Tapi sebenarnya saya ini engga mau sih ya, kalau harus se tega itu melapor - laporkan orang. Kan saya juga tahu ya, orang itu punya anak, punya keluarga. Jadi intinya, sampai saat ini saya tunggu lah itikad baiknya. Apakah itu berupa permohonan maaf atau bagaimana. Toh saya juga manusia," tambahnya lagi.

Bagi Bupati Reynaldy, pernyataan dr.Maxi di media online tersebut bisa jadi "bak petir menyambar di siang bolong". Betapa tidak, di tengah fokusnya pada pembangunan infrastruktur tiba - tiba kabar tak sedap menghampirinya. Dr.Maxi dengan terang - terangan mengungkapkan keterlibatan Bupati Reynaldy dengan uang Rp100 juta yang diserahkannya ke Hersop.

"Terus terang ya, ini kayanya bukan saya banget lah. Lagi pula tanggung amat 100 juta. Kenapa engga lima milyar gitu. Tapi biar bagaimana pun munculnya masalah ini, jelas mengganggu fokus saya yang saat ini tengah memenuhi keinginan masyarakat, yaitu soal jalan bagus, kesehatan juga pendidikan," imbuhnya.

Seperti diketahui bantahan sebelumnya juga sempat dilontarkan Hersop dihadapan awak media. Senada dengan Bupati, Hersop pun menyebut pernyataan dr.Maxi tidak benar. “Itu tidak benar, saya tidak pernah menerima uang ratusan juta dari dokter. Apalagi saya disebut pernah bertemu pak dokter saat ada pelantikan pejabat Eselon II, belum lama ini,” kata Hersop.

Di forum yang sama, kuasa hukum Pemkab yang juga pengacara senior Subang, Dede Sunarya menengarai, penyataan dr.Maxi tersebut adalah buah dari ketidakpuasan karena jabatannya digeser ke Staf Ahli.

"Kalau saya menduga ya, ini buntut dari kekecewaan karena jabatannya di geser dari Kepala Dinas Kesehatan ke Staf Ahli. Padahal perlu saya sampaikan. Sejak menjabat Bupati Subang, bapak Bupati telah berkomitmen untuk membangun tata kelola Pemkab Subang secara transparan dan bebas korupsi,” ujar Dede.

Dede pun menegaskan, terkait masalah tersebut pihaknya belum berencana mengambil langkah hukum. "Soal langkah hukum apa, sampai saat ini kami dari tim hukum Pemda dan Bapak Bupati masih mendiskusikannya," jelasnya.

Sekedar informasi, pertemuan Bupati Subang Reynaldy Putra Andita dan awak media di Desa Wisata Tambakmekar ini difasilitasi oleh Bagian Forkopim Pemkab Subang yang dikemas dalam "copy morning". Acara tersebut turut dihadiri, Sekda Asep Nuroni, ASDA 1 dan 2 serta sejumlah kepala OPD di lingkup Pemkab Subang.

Advertisement

Editor : Redaksi