Kab.Subang

Singgah di Subang, 38 Biksu dari Thailand Disambut Hangat Warga Pamanukan

Singgah di Subang, 38 Biksu dari Thailand Disambut Hangat Warga Pamanukan
Kedatangan rombongan para biksu ini disambut hangat bak keluarga sendiri oleh ratusan warga Pamanukan dari berbagai macam latar belakang agama. (foto: istimewa)

SUBANG, BEBASberita.com - Sebuah sikap yang patut diacungi jempol ditunjukan warga Kabupaten Subang, khususnya Kecamatan Pamanukan saat menyambut kehadiran 38 biksu dari Bangkok, Thailand di daerahnya, Rabu (23/4/2025).

Ke 38 biksu ini mampir setelah menempuh perjalanan ritual Thudong beribu kilometer dari negara asalnya menuju Candi Borobudur, di Jawa Tengah.

Kedatangan rombongan para biksu ini disambut hangat bak keluarga sendiri oleh ratusan warga Pamanukan dari berbagai macam latar belakang agama.

Camat Pamanukan, Drs. Vino Subriadi pun tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. Beliau menyampaikan bahwa masyarakat Pamanukan merasa terhormat dan bahagia bisa menerima kedatangan para biksu yang menjalankan tradisi luhur Thudong ini.

Pemerintah kecamatan pun menjamin akan memberikan dukungan dan fasilitas terbaik selama para biksu beristirahat di Pamanukan.

"Ini adalah momen silaturahmi yang indah. Kita berharap nilai-nilai kebaikan dan kedamaian yang dibawa oleh para biksu ini bisa menginspirasi kita semua," ujar Pak Camat Vino.

Beliau juga mengajak seluruh warga Pamanukan untuk menunjukkan keramahan dan penghormatan sebagai tuan rumah yang baik.

Salah satu peserta Thudong asal Indonesia, Biksu Baekhan menjelaskan, Thudong merupakan tradisi penuh makna kebersamaan, ketabahan, dan upaya mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Thudong juga merupakan praktik spiritual dalam agama Buddha dimana para biksu berjalan kaki melintasi berbagai macam rintangan, mulai dari hutan belantara, pegunungan yang terjal, hingga pelosok pedesaan.

Kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari persiapan menyambut Hari Raya Waisak yang suci, yang tahun ini jatuh pada Senin (12/5/2025).

"Perjalanan spiritual ini memakan waktu lebih dari tiga bulan. Bisa dibayangkan, mereka harus melewati empat negara sekaligus: Thailand, Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Setelah tiba di Jakarta, para biksu ini masih harus melanjutkan perjalanan kaki mereka melintasi Jawa Barat hingga akhirnya sampai di Jawa Tengah," ujar Biksu Baekhan.

Diperkirakan, rombongan biksu ini baru akan tiba di Borobudur sekitar tanggal 10 Mei 2025. Lantas, apa sih makna dan tujuan dari ritual Thudong yang berat ini? Menurut Biksu Baekhan, perjalanan jauh dengan berjalan kaki ini adalah cara para biksu untuk melatih diri dan meningkatkan derajat kebiksuan mereka. Semakin jauh mereka berjalan, konon semakin tinggi pula tingkatan spiritual mereka.

"Sambil berjalan kaki, kami juga melafalkan doa-doa untuk kebaikan negara dan kota-kota yang kami lewati," imbuh Biksu Baekhan.

Selain itu, mereka juga menyempatkan diri bermeditasi di tempat-tempat sunyi seperti hutan atau gua untuk memperdalam latihan spiritual mereka. Dengan menjalani Thudong, para biksu berharap bisa mencapai kebijaksanaan, kedamaian batin, serta mengendalikan hawa nafsu dan keinginan duniawi.

Tak hanya itu, Thudong ini ternyata juga punya misi mulia untuk mengenalkan keindahan Indonesia, khususnya Borobudur, ke mata dunia internasional. Diharapkan, semakin banyak wisatawan yang tertarik untuk datang dan melihat langsung keajaiban budaya dan spiritual di negeri kita ini.

"Di sini kami juga ingin menunjukkan betapa beragamnya agama di Indonesia, kekayaan budayanya, semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan toleransi umat beragama yang sangat luar biasa," kata Biksu Baekhan dengan bangga.

Ternyata, ritual Thudong ini sudah dimulai sejak tahun 2023. Artinya, tahun 2025 ini adalah kali ketiga para biksu melakukan perjalanan ibadah ke Indonesia. Biksu Baekhan pun mengaku sangat terharu dengan respons positif yang diberikan masyarakat Indonesia selama ini.

Advertisement

"Banyak sekali masyarakat yang dengan tulus memberikan makanan kepada kami, mereka juga sangat mendukung perjalanan kami," ucapnya.

Sekedar informasi, setibanya di wilayah Subang, para biksu ini juga mendapat pengawalan dari aparat kepolisian.

Editor : G Purwantie