SIMALUNGUN, BEBASberita.com - Puncak acara tasyakur bi nimah atau syukuran atas gelar Pahlawan Nasional terhadap Tuan Rondahaim Saragih di City Hotel, Rabu (26/11/2025), berlangsung meriah. Ribuan warga dari berbagai daerah di Simalungun hadir diacara tersebut.

Pemerintah Kabupaten Simalungun yang sekaligus panita acara, menyuguh pesta rakyat Ihutan Bolon Hasadaon Saragih Garingging Boru Pokan Panogolan (IB-HSGBP). Penyambutan para tamu utama diiringi dengan marching band Efarina, tarian adat Tor-Tor Somba - Somba, serta paduan suara dan orchestra.

Pada sesi utama acara, seluruh peserta berdiri untuk menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan dengan mengheningkan cipta serta menyanyikan Mars Garingging. Tak ketinggalan, sebuah video dokumentasi perjalanan panjang proses pengusulan Tuan Rondahaim Saragih sebagai Pahlawan Nasional turut diputar, membuat para hadirin larut dalam rasa bangga.

Dalam sambutannya, Penasehat IB-HSGBP, Bungaran Saragih menegaskan, bahwa pengakuan negara terhadap Tuan Rondahaim Saragih adalah kehormatan besar bagi masyarakat Simalungun dan warisan penting bagi generasi mendatang.

Ketua Umum IB-HSGBP, Dr. JR Saragih, juga menyampaikan apresiasi atas dukungan seluruh pihak yang terlibat. “Ini bukan hanya penghormatan terhadap sosok Rondahaim Saragih, tetapi juga kebangkitan budaya dan sejarah Simalungun,” ucapnya.

Salah satu momen yang paling ditunggu adalah penyerahan simbol-simbol Pahlawan Nasional kepada Pemerintah Kabupaten Simalungun yang dilakukan oleh ahli waris Tuan Rondahaim Saragih, didampingi Ketua Umum serta Dewan Penasehat IB-HSGBP.

Bupati Simalungun, Dr. Anton Achmad Saragih berterima kasih atas penghormatan tersebut. “Kami menyambut amanah ini dengan penuh tanggung jawab, karena sejarah adalah identitas dan kekuatan kita bersama,” ungkap Bupati.

Sekedar informasi, Tuan Rondahaim Saragih lahir pada tahun 1828 dan wafat pada tahun 1891. Beliau dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah Simalungun, dihormati karena perannya dalam perjuangan dan ketokohan budaya di wilayah tersebut.

Editor : Igoen Josef