Kepala SMPN 1 Tambakdahan Ungkap Pemicu Keributan Antar Siswa di Sekolahnya

SUBANG, BEBASberita.com - Seorang pelajar di SMPN 1 Kecamatan Tambakdahan, Kabupaten Subang dikabarkan menjadi korban perundungan teman sekelasnya hingga harus mendapat perawatan medis disebuah klinik.
Kepala SMPN 1 Tambakdahan, Satam, S.Pd., M.M yang dikonfirmasi membenarkan jika sebelumnya sempat terjadi keributan antar siswa di sekolah yang dipimpinnya. Namun soal kemudian siswa yang disebut korban itu mendapat perawatan medis, dirinya baru mengetahui beberapa hari setelah keributan terjadi.
"Kebetulan waktu ada keributan itu saya sedang tidak berada di sekolah. Tapi saya mendapat laporan bahwa ada keributan. Dan saat itu juga sudah diselesaikan oleh guru BP (Bimbingan dan Penyuluhan). Anak-anak yang terlibat keributan itu dipanggil. Malah mereka juga sudah saling memaafkan, saling merangkul. Ini artinya kan masalahnya sudah selesai," jelas Satam dalam sambungan telepon, Minggu (10/8/2025)
Dikatakan, keributan antar siswa laki-laki itu bermula pada Rabu (6/8/2025). Pemicu pastinya tidak diketahui, hanya menurut teman-teman se kelasnya akibat rebutan buku.
"Kalau penyebab pastinya apa, terus terang saya tidak tahu. Hanya menurut teman-teman se kelasnya sebelumnya sempat terjadi rebutan buku atau apalah itu. Ya, namanya juga anak-anak ya. Mungkin juga mereka itu masih butuh adaptasi, maklum juga sih kan anak-anak ini baru masuk SMP," ujar Satam.
Namun kemudian lanjut Satam, pada Kamis (7/8/2025) pasca keributan itu siswa yang disebut menjadi korban tidak masuk sekolah. Baru di hari berikutnya atau Jumat (7/8/2025), orang tua siswa tersebut mengajukan permohonan pindah sekolah.
"Awalnya saya juga sempat engga habis pikir sih. Kenapa harus pindah. Tapi ya sudahlah, akhirnya saya tandatangani surat pemohonan pindahnya. Lagi pula kan itu hak orang tua ya, memindahkan anaknya," jelasnya.
Usai menandatangi surat permohonan pindah tersebut, Satam seperti biasa melanjutkan aktifitasnya. Permasalahan antar siswa yang terjadi tempo hari terlupakan oleh kesibukan yang dihadapinya.
Baru di keesokan harinya atau Sabtu (9/8/2025), Satam dan seluruh warga SMPN 1 Tambakdahan dikagetkan dengan kabar, bahwa siswa kelas 7 yang disebut korban pengeroyokan tersebut dirawat di sebuah klink.
"Setelah saya menandatangani surat permohonan pindah itu kan, biasa saja ya. Jadi saya anggap sudah tidak ada masalah. Lagi pula kan, masalahnya sudah diselsaikan di BP. Tapi kemarin itu (Sabtu), saya benar-bener kaget. Kok dirawat. Ya sudah akhirnya saya datang menjenguk," imbuhnya.
Sesampainya di klinik ia bertemu dengan ayah dari siswa tersebut. Dipertemuan itu, si ayah tampak emosi dan terkesan menyudutkan pihak sekolah dengan mengatakan bahwa seakan pihak sekolah tidak bertanggung jawab tidak mengawasi dan sebagainya.
"Sebenarnya pernyataan itu salah ya. Mestinya kan, datang dulu ke sekolah, lalu nanya apa masalahnya. Lagi pula kan masalahnya sudah diselesaikan hari itu juga. Masing-masing anak yang telibat keributan sudah saling memaafkan. Tapi, ya, kita maklumi juga sih, namanya juga orang tua ke anak ya," ucapnya.
Akhir dari pertemuan antara Satam dan si ayah di klinik akhirnya dimunculkan kesepakatan, bahwa di hari Senin (11/8/2025), esok, pihak sekolah akan menggelar pertemuan antara orang tua.
"Ya akhirnya kita sepakati, nanti hari Senin besok kita akan undang semua orang tuanya. Nanti kan di pertemuan itu, orang tua si anak yang menjadi korban mau apa. Nanti aja hari Senin," ungkapnya.
Editor : Redaksi
TERPOPULER





