Info Bandung Raya

Khawatir Pasokan Air ke Sawah Mengurang, Petani Cipeujeuh Protes Proyek SPAM PDAM Tirtaraharja

Khawatir Pasokan Air ke Sawah Mengurang, Petani Cipeujeuh Protes Proyek SPAM PDAM Tirtaraharja
Puluhan warga dan petani di Desa Cipeujeuh, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung memprotes proyek PDAM Tirtaraharja. (Foto: agus rachmat)

KAB.BANDUNG, BEBASberita.com - Puluhan warga dan petani di Desa Cipeujeuh, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung memprotes proyek pipanisasi yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtaraharja.

Protes tersebut mereka ekspresikan melalui aksi unjukrasa di Katulampa, Jalan Raya Pacet, desa setempat, Senin (23/06/2025) pagi. Mereka mengaku kecewa karena dalam hal ini, PDAM Tirtaraharja tidak pernah melakukan sosialisasi terlebih dahulu.

Hal lain yang menjadi dasar kekhawatiran, yaitu berkurangnya debit air yang selama ini menjadi pasokan utama ke sawah maupun ladang mereka.

"Kami kecewa sama PDAM. Udah mah engga ada sosialisasi, ini malah langsung ke proyek," ujar Dedi (63), salah seorang warga yang sekaligus koordinator aksi.

Menurut dia, aksi unjukrasa ini adalah puncak kemarahan warga dan petani karena sebelumnya, upaya mereka untuk mendapatkan informasi terkait proyek pipanisasi pada Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) PDAM tersebut tak kunjung ada jawaban.

"Proyek ini sama saja dengan menghacurkan kehidupan petani. Disatu sisi, Presiden sedang menggalakan program ketahanan pangan, ini PDAM malah merusaknya," tegasnya.

"Disini kami minta keadilan. Tolong juga ke Bapak Bupati Bandung bantu kami para petani ini," tambahnya.

Kepala Desa Cipeujeuh, Deden Ghofaro bersama Kapolsek dan Danramil Pacet serta perwakilan dari pelaksana proyek hadir menemui pengunjukrasa. Dalam pernyataannya, Deden menegaskan bahwa aksi unjukrasa warganya adalah sebuah kewajaran mengingat dalam proyek ini, pihak PDAM Tirtaraharja tidak pernah menyosialisasikannya terlebih dahulu.

"Jadi saya rasa ini wajar. Sebab, jangankan ke warga, ke kami saja selaku pengurus di Desa Cipeujeuh tidak pernah ada sosialisasi terkait proyek ini," ujar Deden.

Diungkapkan, bahwa desas desus akan adanya proyek PDAM tersebut, sebenarnya sudah ia dengar jauh sebelumnya. Namun hingga saatnya proyek dilaksanakan, PDAM tak kunjung menemuinya. Deden pun mengaku kecewa, sebab sebagai wakil dari masyarakat Desa Cipeujeuh dirinya merasa tidak dihargai.

"Jelas lah, kami selaku pemerintahan di Desa Cipeujeuh yang sekaligus wakil dari masyarakat Cipeujeuh merasa tidak dihargai. Jadi wajar, kalau sekarang warga mempertanyakan masalah proyek ini," jelasnya.

Menurut Deden, aksi unjukrasa tersebut merupakan puncak dari kekecewaan warga yang kemudian diperparah dengan kemunculan plang proyek.

"Sebelumnya, warga ini datang ke desa. Mereka mempertanyakan, itu proyek apa. Mereka lihatnya dari plang. Nah, info dari warga itu, kan saya juga jadi kaget. Makanya saya langsung menemui warga dan melihat plang dimaksud," katanya.

Sementara itu Soni Santuri, wakil PT Kalirandoe Jaya Abadi Project Manager, yang dalam hal ini selaku pelaksana proyek, tampak tak bisa berkomentar banyak menyikapi aksi warga tersebut.

Dihadapan warga, Soni hanya mengungkapkan, siap menyampaikan tuntutan warga pengunjukrasa ke PDAM Tirtaraharja.

"Masalah apa yang menjadi tuntutan warga, tentu kami akan sampaikan ke PDAM. Buat kami, yang penting pekerjaan ini bisa berjalan lancar. Sebab selesai dari sini (Cipeujeuh), pengerjaan akan dilanjutkan ke daerah Maruyung dan Cikitu," ujarnya.

Editor : Igoen Josef

Advertisement